Rabu, 05 Oktober 2022

Kegiatan Deteksi Dini Faktor Risiko Gangguan Indera di SMAN 6 Kota Pontianak

 Pontianak, 4 Oktober 2022


Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kota Pontianak melalui Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Puskesmas mengadakan kegiatan Deteksi Dini Kesehatan Indera Pada siswa/i SMAN 6 Kota Pontianak. Panca Indera merupakan organ yang sangat vital. Apabila ada salah satu panca indera yang terganggu maka akan mempengaruhi kesehatan dan kualitas hidup seseorang.













Antropometri

Letakkan penggaris, buku, atau objek datar lain di atas kepala, lalu tandai di tembok area bertemunya alat tersebut dengan bagian atas kepala. Lalu dengan meteran, ukur panjang jarak dari lantai ke tanda di tembok tersebut. 

Catat tinggi badan berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan.


Test Pendengaran

Acara deteksi dini kesehatan indera bertujuan untuk mendeteksi dini kelainan mata seperti katarak, glaukoma dan gangguan refraksi seperti miopia, hipermetropia, presbiopia, astigmatia. Gangguan pendengaran seperti presbikusis, tuli akibat bising (NIHL) dan tuli kongenital (tuli sejak lahir). Gangguan penglihatan dan pendengaran dapat dideteksi dini di Puskesmas. 

Dengan adanya kegiatan kesehatan indera pada tenaga kesehatan ini diharapkan petugas dapat mendeteksi kelainan- kelainan tersebut.

Tes pendengaran adalah prosedur untuk memeriksa kemampuan mendengar seseorang. Pemeriksaan dilakukan dengan mengukur seberapa baik gelombang suara terhantar ke otak.

Proses mendengar terjadi ketika gelombang suara masuk ke telinga dan menyebabkan getaran pada gendang telinga. Getaran ini kemudian menghantarkan gelombang suara ke sel-sel saraf yang mengirimkan sinyal informasi ke otak. Di otak, informasi tersebut diterjemahkan menjadi suara yang kita dengar.

Tes garpu tala adalah pemeriksaan pendengaran yang digunakan untuk membantu menentukan jenis gangguan pendengaran dengan bantuan garpu tala.


Tes Penglihatan

Tes Ishihara adalah tes yang dilakukan untuk memeriksa kemampuan mata dalam melihat dan membedakan warna. Tes ini paling sering digunakan untuk mendeteksi buta warna, baik itu buta warna total maupun parsial.

Buta warna tidak selalu menyebabkan penderitanya melihat seluruh warna menjadi abu-abu. Buta warna seperti itu justru jarang terjadi. Penderita buta warna umumnya hanya tidak dapat membedakan beberapa warna, misalnya membedakan warna merah dengan hijau, atau warna biru dengan kuning.

Pemeriksaan visus dilakukan menggunakan Snellen chart pada jarak 6 meter. Hasil dari pemeriksaan visus ini adalah 6/6 pada orang normal, artinya pasien dapat melihat pada jarak 6 meter dan orang normal dapat melihat pada jarak 6 meter. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

www.ptmkeswa.blogspot.com

Kegiatan Penyakit Tidak Menular

Jum'at, 7 September 2023 Kegiatan Rutin PTM di lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat.